WINNER or LOSER

Dalam kamus kehidupanku dulu sebelum aku berumah tangga,
hanya ada 2 pilihan dalam setiap hal: Benar atau Salah
atau lebih sering ku pertegas lagi menjadi Pemenang atau Pecundang.
Dulu, tidak ada warna abu-abu dalam kehidupanku, hanya Hitam atau Putih
Dulu, tidak ada kata tapi...nanti dulu... dst, hanya Maju atau Mundur
Dulu, tidak ada kata negosiasi antara sesuatu yang sudah jelas kebenarannya
Kini, banyak kata-kata baru yang masuk kamus kehidupanku setelah berumah tangga.
Menyatukan dua hati, tidaklah selalu sejalan...
Ada banyak perbedaan antara dua pribadi yang membuat segalanya berubah
Kini, ada satu kalimat yang membuatku menikmati indahnya kehidupan
"WIN WIN SOLUTION" alias menjadikan jalan keluar bersama
Kini, buatku hanya ada KAMI adalah PEMENANG..
dan ketidakharmonisanlah yang akan membuat KAMI menjadi PECUNDANG
Dan benih-benih kasih kami akan tumbuh harmonis selama kami menjadi PEMENANG

BELAJAR UNTUK LEBIH BERSABAR

Sabar Bunda...Sabaaar...
Kata itu hampir setiap hari kudengar dari beliau ketika aku mulai menunjukkan wajah sedikit mengkerut menghadapi tingkah polah anak-anak yang hiperaktif.
Sabar Bunda...Orang sabar disayang Allah...
Kalimat itulah yang sedikit mengurangi "tensi" darahku kalo mo' marah
uuorgggh.!! pengennya sih sabar, tapi susah!!
Makanya Rasulullah bersabda: "Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat secara fisik,
Orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya ketika ia marah"
Setiap hari, ada saja tingkah polah ank-anaku yang bikin aku ingin marah,
terutama kalau sudah mulai ada pertengkaran diantara mereka, seperti Tom & Jerry
Kalau kuingat2 lagi, aku dulu juga sama seperti mereka, selalu bikin repot orang tuaku
Ya Allah, terima kasih telah Engkau berikan rahmat-Mu melalui orang tuaku
Kasih sayang mereka, takkan pernah bisa aku balas..
Aku akan senantiasa belajar untuk lebih sabar membimbing anak-anaku
Aku akan belajar lebih sabar ...

BUNDA... BIMBINGLAH KAMI

Hari-hari sepekan ini begitu melelahkan. Bukan karena banyak pekerjaan, tapi karena Putri dan Faris sedang menghadapi ujian akhir semester. Sebagai ibu, aku ingin anak2ku mendapatkan nilai yang "baik". Ya.. nilai yang baik walaupun bukan yang terbaik diantara teman2nya.
Nilai yang "baik" itu adalah berapapun nilai yang mereka dapatkan dengan hasil "sendiri".
Nilai yang "baik" itu adalah nilai yang mereka banggakan karena kerja keras mereka.
Nilai yang "baik" itu adalah nilai yang tertanam didalamnya semangat untuk meraih cita-cita.
Aku juga heran, padahal dulu waktu masih duduk dibangku SD, aku tidak melihat sedikitpun kekhawatiran pada raut wajah orang tuaku.
Tapi kenapa aku begitu risau... padahal mereka MASIH SD.
Aku cuma ingin memberikan yang terbaik bagi mereka. Tatapan mereka senantiasa membayangi.
Seolah berkata, "Bunda... bimbinglah kami..."